Berita

SBY Sebut ada 8 Pelajaran Demokrasi Penting dari Pilpres AS

Kamis, 21 Januari 2021 - 10:26
SBY Sebut ada 8 Pelajaran Demokrasi Penting dari Pilpres AS Susilo Bambang Yudhoyono. (FOTO: Facebook/SBY)

TIMES PASURUAN, JAKARTAPreiden RI ke-6, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menyatakan, para pencinta demokrasi, seperti Indonesia, drama politik di Amerika Serikat (AS) saat ini dapat dipetik pelajarannya.

Pertama kata SBY, sistem demokrasi tidaklah sempurna. Terutama implementasinya. "Ada wajah baik dan wajah buruk dalam demokrasi. Namun, tidak berarti sistem otoritarian dan oligarki lebih baik," tulis SBY dalam Twitternya yang dikutip TIMES Indonesia, Kamis (21/1/2021).

Kedua, di era 'post-truth politics', ucapan Presiden harus benar dan jujur. Kalau tidak, dampaknya sangat besar. Menurutnya, ucapan Presiden Donald Trump bahwa pilpresnya curang, timbulkan kemarahan besar pendukungnya. Terjadilah serbuan ke Capitol Hill yang coreng nama baik AS.

Ketiga, 'post-truth politics'. Atau politik yang tidak berlandaskan pada fakta. Termasuk kebohongan yang sistematis dan berulang, pada akhirnya akan gagal. Pemimpin akan kehilangan 'trust' dari rakyatnya.

"Karena mereka bisa bedakan mana yang benar. Dengan yang bohong," tambah SBY.

Keempat, tiap pemilu ada yang menang, ada yang kalah. Meskipun berat dan menyakitkan, siapapun yang kalah wajib terima kekalahan dan ucapkan selamat kepada yang menang. Itulah tradisi politik dan norma demokrasi yang baik.

"Sayangnya, sebagai champions of democracy, ini tidak terjadi di AS sekarang," jelasnya.

Kelima, kali ini pergantian kekuasaan yang damai tak terjadi di AS. Transisi kekuasaan dibarengi luka, kebencian dan permusuhan. Ini petaka bagi AS yang politiknya terbelah. Energi Presiden AS yang baru, yakni Joe Biden bisa habis untuk satukan AS hadapi tantangan ke depan.

Keenam, jelang pelantikan Biden, Washington DC mencekam, banyak barikade dan dalam pengamanan ketat 25.000 tentara. Siapa ancamannya kata SBY? Kali ini bukan musuh dari luar, seperti biasanya. Tapi 'teroris domestik'. Ini titik gelap dalam sejarah AS. Juga warisan buruk yang ditinggalkan Trump.

Ketujuh, setiap krisis selalu ada pahlawannya. SBY mengaku, dirinya respek kepada Wapres Mike Pence yang tunjukkan karakter kesatrianya dengan menerima hasil Pilpres yang lalu meskipun kalah. Dia tolak 'perintah' Trump untuk ubah hasil pemilu karena tak berdasar. Dia hormati konstitusi dan demokrasi.

Kedelapan lanjut SBY, Pence bukan tipe yang haus kekuasaan. Dia tak memanfaatkan kesempatan untuk ambil alih kepemimpinan meskipun diminta secara resmi oleh DPR AS (sesuai amandemen ke-25 konstitusi AS). Pence menolak, karena bukan itu yang terbaik bagi bangsa AS.

Itulah menurut SBY delapan pelajaran yang harus diambil oleh Indonesia. Agar demokrasi di tanah air semakin menjadi lebih baik. (*)

Pewarta : Moh Ramli
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pasuruan just now

Welcome to TIMES Pasuruan

TIMES Pasuruan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.