https://pasuruan.times.co.id/
Berita

Sejarah Hari Ini: 23 Oktober, Kelahiran Sang Raja Sepak Bola

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 15:01
Sejarah Hari Ini: 23 Oktober, Kelahiran Sang Raja Sepak Bola Pele, legenda sepakbola asal Brasil. Pele lahir pada 23 Oktober 1940. (foto: wikipedia)

TIMES PASURUAN, JAKARTASejarah hari ini mencatat, 23 Oktober 1940, seorang bocah bernama Edson Arantes do Nascimento lahir di Brasil. Bocah ini nantinya dikenal sebagai Pele, legenda sepak bola dunia kemudian mendapat julukan O Rei atau Sang Raja. 23 Oktober 1983 juga mecatat beberapa peristiwa lain, seperti bom di markas militer Amerika Serikat di Beirut yang menewaskan 146 marinis AS dan 27 tentara Prancis. Dari dalam negeri, tanggal yang sama juga tercatat sebagai hari jadi Kota Pontianak, kota yang tepat berada di garis khatulistiwa. Berikut ulasannya:

1940: Kelahiran Pele

Pele a23 Oktober 1940, seorang bocah bernama Edson Arantes do Nascimento lahir di Brasil. Bocah ini nantinya dikenal sebagai Pele. (foto: antaranews)

Pele dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa. Pemain asal Brasil ini lahir pada 23 Oktober 1940 lahir di kota Tres Corcoes.. Pele adalah anak pemain sepak bola yang pernah bermain di Fluminense, Dodinho dengan Dona Celeste Arantes.

Sebelum mendapatkan julukan pele, dia sering dipanggi nama Dico. Namun lama-kelamaan teman satu timnya mengubah nama julukannya tersebut dengan merujuk pada kiper Visco da Gama yang ternyata adalah idolanya, dan pada akhirnya dijuluki Pele.

Pele adalah satu-satunya pemain sepak bola yang memegang tiga medali pemenang Piala Dunia, mengangkat trofi bersama Brasil. Pele memenanginya pada tahun 1958 di Swedia, tahun 1962 di Chili, dan tahun 1970 di Meksiko.

Karena keberhasilan menjuarai tiga kali berturut-turut, Brasil berhak mendapat Piala Jules Rimet.

Pele tampil kurang lebih 92 kali dengan kostum Selecao  dan mencetak 77 gol. Kemudian akhirnya menjadi rekor terbanyak sepanjang masa untuk Brasil sampai saat ini.

Pele juga tercatat mencetak lebih dari 1.000 gol dalam karir sepakbolanya dan menjadikannya sebagai salah satu pesepakbola paling dikenal di planet ini.

1983: Ledakan Beirut Bunuh Tentara AS dan Prancis

Reruntuhan bangunan markas tentara Amerika Serikat di BeirutReruntuhan bangunan markas tentara Amerika Serikat di Beirut, Lebanon yang hancur akibat serangan bom pada 23 Oktober 1983. Peristiwa ini menewaskan ratusan marinir AS. (foto: WTSP.com)

Sedikitnya 146 marinir Amerika dan 27 prajurit Prancis tewas setelah dua serangan bom terpisah di markas militer di ibu kota Lebanon, Beirut.

Dua truk berisi bom seberat 4000 pon (1,4 ton) meledak ketika menghantam gedung-gedung, markas besar Tim Pendaratan Batalyon AS dan pangkalan pasukan terjun payung Prancis yang berjarak hanya enam kilometer.

Dua pelaku bom bunuh diri, keduanya tewas dalam serangan itu, bernama Abu Mazen, 26, dan Abu Sijaan, 24. Mereka dilaporkan menjadi anggota kelompok yang sebelumnya tidak dikenal bernama Gerakan Revolusi Islam Bebas.

Kelompok itu diperkirakan terdiri dari Muslim Syiah Lebanon dan merupakan bagian dari faksi ekstremis milisi Amal yang berbasis di Lebanon timur yang diduduki Suriah.

Presiden Ronald Reagan mengutuk serangan itu dengan mengatakan: "Tidak ada kata-kata yang dapat mengekspresikan kemarahan kami dengan tepat dan, saya pikir kemarahan semua orang Amerika atas tindakan tercela ini."

Pasukan AS telah berada di Lebanon sejak Agustus 1982 untuk bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian antara faksi-faksi Kristen dan Muslim yang bertikai.


1771: Berdirinya Kota Pontianak

Tugu Khatulistiwa PontianakTugu Khatulistiwa Pontianak, berada di Jalan Khatulistiwa No.23, Batu Layang, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78244. 23 Oktober dinyatakan sebagai hari jadi Kota Pontianak. (Foto: papon.id)

23 Oktober ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Dikutip dari situs resmi Pemkot Pontinak, pontianak.go.id, Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan.

Sebelum seperti sekarang, tahun 1963 kota Pontianak sempat menggunakan WITA untuk tanda waktu mereka. Namun ditahun 1988, bersamaan dengan kalimantan tengah dan barat sepakat menggunakan WIB untuk tanda waktu mereka. Inilah mengapa, Kota Pontianak mengadakan tahun baru sebanyak dua kali yani pada 00.00 WITA dan 00.00 WIB.

Kota Pontianak memang unik. Kota ini tepat berada di garis khatulistiwa. Untuk itu, di Kota Pontianak dibangun tugu yang menandakan wilayah yang dilewati oleh garis khatulistiwa, dan memisahkan antara belahan bumi bagian utara dan bumi bagian selatan.

Tugu besar yang berdiri di Jalan Katulistiwa ini bisa dilihat secara langsung, adalah replika dari tugu yang sebenarnya. Sedangkan tugu yang sebenarnya--yang ukurannya lebih kecil dari tugu replika--terdapat di dalam komplek Tugu Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa dibangun pada tahun 1928, ketika para ekspedisi Internasional dari Belanda datang ke wilayah tersebut.

Pada tahun 1991, Tugu Khatulistiwa diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat saat itu, yaitu Parjoko Suryokusumo. Kini, area komplek Tugu Khatulistiwa dilindungi oleh Pasal 26 UU No. 5 Tahun 1992, tentang Benda Cagar Budaya. Sehingga Tugu Khatulistiwa, sebagai satu-satunya wilayah di Indonesia yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa/Ekuator, menjadi salah satu cagar budaya yang wajib dilindungi, dijaga, dan dilestarikan.

Setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September, Tugu Khatulistiwa menjadi lokasi terjadinya Titik Kulminasi, atau Hari Kulminasi Matahari. Titik Kulminasi adalah titik di mana matahari tepat berada di atas garis Khatulistiwa. Dimana ketika fenomena alam ini terjadi, bayangan tugu dan benda-benda sekitar akan 'menghilang' selama beberapa detik meskipun diterpa sinar matahari. (*)

Pewarta : Ratu Bunga Ambar Pratiwi (MG-345)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pasuruan just now

Welcome to TIMES Pasuruan

TIMES Pasuruan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.